Terjadinya fenomena perubahan iklim akhir-akhir ini disadari telah berdampak pada bidang pertanian. Sektor tanaman pangan merupakan salah satu sektor yang paling rentan terkena dampak negatif perubahan iklim. Disisi lain, kebutuhan akan sumber pangan termasuk jagung terus meningkat.
Untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim pada komoditas jagung, para pelaku utama hendaknya melakukan langkah adaptasi. Menurut pengertiannya, adaptasi adalah upaya menyesuaikan kondisi dan teknologi dengan kejadian perubahan iklim. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 31/2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pengertian adaptasi adalah suatu proses untuk memperkuat dan membangun strategi antisipasi dampak perubahan iklim serta melaksanakannya, sehingga mampu mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat positifnya.
Teknologi Apa Saja yang Bisa Digunakan?
Beberapa teknologi adaptasi perubahan iklim pada komoditas jagung diantaranya: varietas toleran kekeringan, varietas genjah dan super genjah, varietas toleran genangan, pengelolaan hara spesifik lokasi, dan sistem tanam legowo.
1. Varietas Toleran Kekeringan
Tidak menentunya awal musim, baik hujan maupun kemarau merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Kondisi ini tentu saja membingungkan para petani mengenai keputusan memulai waktu tanam. Tanaman jagung umumnya diusahakan musim kering (MK) baik pada lahan sawah tadah hujan, lahan sawah irigasi, maupun pada lahan kering beriklim kering. Kondisi ini tentu saja berpotensi menurunkan hasil produksi jagung bila menghadapi curah hujan yang tidak menentu. Untuk itu, pada musim kemarau panjang, pilihan terbaik adalah menanam varietas toleran kekeringan.
Beberapa varietas jagung toleran kekeringan yang telah dilepas Badan Litbang Pertanian, diantaranya untuk jagung hibrida direkomendasikan varietas Bima 3 dengan potensi hasil 10,5 ton/hektar dan Bima 4 dengan potensi 11,7 ton/hektar. Untuk jenis kompsit direkomendasikan varietas Lamuru dengan potensi hasil 7,6 ton/hektar. Selain berpotensi hasil cukup tinggi, varietas Lamuru juga memiliki umur panen lebih genjah (90 hari). Keuntungan dari penggunaan jagung komposit adalah petani dapat menggunakan benih dari hasil panen tanaman sebelumnya tanpa penurunan hasil. Dengan demikian, petani tidak perlu membeli benih baru setiap akan tanam.
2. Varietas Genjah dan Super Genjah
Penggunaan varietas genjah dan super genjah ditujukan untuk meminimalkan kegagalan panen akibat pendeknya periode hujan. Varietas unggul jagung berumur genjah diperlukan oleh petani terutama untuk menyesuaikan pola tanam dan ketersediaan air. Varietas berumur genjah dan sangat genjah ini umumnya cukup tenggang terhadap kekeringan.
Beberapa varietas unggul baru jagung yang telah dilepas diantaranya: varietas hibriada Bima 7 dan Bima 8 dengan potensi hasil masing-masing 12 dan 11,7 ton/hektar. Kedua varietas ini dapat dipanen pada umur 89 dan 88 hari setelah tanam. Sedangkan untuk vairetas komposit direkomendasikan varietas Gumarang dengan umur panen 82 hari dengan potensi hasil 8 ton/hektar.
Selain varietas yang sudah dilepas, juga ada dua (2) galur harapan jagung, yaitu ST201054 dan ST 201043 telah teridentifikasi berumur super genjah (< 80 hari) dengan potensi hasil 9,4-10,7 ton/hektar.
3. Varietas Toleran Genangan
Dampak lain dari perubahan iklim adalah terjadinya curah hujan yang tinggi dan panjangnya periode hujan. Kondisi ini menyebabkan genangan yang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman terutama pada stadia vegetatif awal karena mengganggu proses aerasi tanah dan respirasi akar tanaman.
Untuk kondisi ini, telah dilakukan skrining galur dengan tingkat toleransi tinggi terhadap genangan. Melalui pengujian di lapangan terdapat empat galur yang toleran terhadap genangan dengan potensi hasil 8-9 t/ha.
4. Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi
Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan salah satu komponen utama Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung. PHSL merupakan panduan untuk memperoleh rekomendasi pemupukan tanaman jagung sesuai kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Rekomendasi dapat diperoleh dengan menggunakan bagan warna daun (BWD) dan dapat menggunakan perangkat lunak PuJS versi 1.0.
Dalam PHSL diperhatikan cara dan waktu pemberian pupuk. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. Kini telah tersedia perangkat lunak untuk menentukan takaran pupuk bagi tanaman jagung yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
5. Budi Daya Tanam Legowo
Prinsip penerapan legowo pada tanaman jagung ditujukan untuk menyiasati kanopi daun tanaman agar dapat memanfaatkan energi matahari seefisien mungkin sehingga fotosintesis berjalan maksimal. Jarak tanam antarbaris tanaman bagian luar lebih lebar maka pemeliharaan tanaman menjadi lebih mudah dan pengendalian hama penyakit lebih praktis. Jarak antardua baris tanaman bagian dalam lebih sempit dan jarak tanam di dalam baris tetap, maka populasi optimal tanaman jagung dalam satuan luas dapat dipertahankan.
Tanggal Artikel : 30-09-2016
Sumber :
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10805/teknologi-produksi-jagung-adaptif-perubahan-iklim
Normala Sari Nukuhaly
15/379721/PN/14175
Dalam artikel berita tersebut mengandung nilai berita yaitu yang pertama timeline karena teknologi produksi jagung adaptif perubahan iklim ini belum pernah disampaikan dan termasuk teknologi yang baru, proximity atau dekat dengan petani, karena gagasan yang disampaikan berhubungan langsung dengan petani, selain itu juga mengandung nilai berita importance karena informasi mengenai teknologi produksi jagung adaptif perubahan iklim ini sangat dibutuhkan atau diperlukan oleh petani.
BalasHapusNilai penyuluhan yang terkandung dalam artikel diatas yaitu adanya sumber teknologi dan ide karena teknologi yang ditawarkan tergolong teknologi yang baru. Adanya sasaran yaitu petani sebagai sasarannya terutama petani jagung. Adanya manfaat karena teknologi yang disampaikan dapat meningkatkan produksi jagung. Adanya nilai pendidikan karena teknologi dalam artikel tersebut sangat menarik untuk dipelajari dan dikembangkan untuk meningatkan produksi jagung yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Nama: DIANA OKTAVIANTI
BalasHapusNIM : 15/378171/PN/13977